Rabu, 27 Desember 2017

KETEGASAN MASYARAKAT SASAK TERHADAP PIAGAM GUMI SASAK

KETEGASAN MASYARAKAT SASAK TERHADAP PIAGAM GUMI SASAK
Mataram, 14 Mulut tahun Jimawal/1437 H

26 Desember 2015

Tanggal 26 Desember 2015, di Aula Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)  peristiwa sejarah kebudayaan Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo). Di mana para tokoh-tokoh terkemuka dari Sasak, Samawa, dan Mbojo hadir untuk merumuskan tentang konsep kebudayaan. Kebanyakan dari Daerah luar memandang kebudayaan Sasambo dengan sebelah mata. Padahal mereka tidak mengetahui kebenaran yang ada pada kebudayaan Sasak, Samawa, dan Mbojo maka dari itu keluarlah pernyataan sikap dari Sasak yaitu,( PIAGAM GUMI SASAK) oleh orang Sasak. Pada saat itu seorang tokoh Sasak mendaulat Dr. Muhammad Fajri, M.A. lalu dibacakanlah  Piagam Gumi Sasak sebagai berikut :
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM
Menjadi bangsa sasak adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT dan generasi mendatang. Menunaikan amanah Sasak itu sejatinya merupakan mata rantai sejarah kemanusiaan, melalui simbul-simbul yang diletakkan dalam pemikiran bangsa Sasak yang terhampar di Gumi Pear. Symbol-simbol itu merupakan tanda-tanda yang terbaca yang membawa kembali menuju jati dirinya yang sebenarnya.
Perjalanan sejarah bangsa Sasak yang diwarnai oleh hikmah yang tertuang dalam berbagai bencana yang menenggelamkan, mengaburkan, dan menistakan keluhuran budaya Sasak. Berbagai catatan penekanan, pendangkalan makna, pengaburan jatidiri, sampai pembohongan sejarah dengan berbagai kepentingan para penguasa yang masih berlangsung hingga saat ini, melalui pencitraan budaya dan sejarah bangsa yang ditulis dengan perspektif dan kepentingan kolonialisme dan imperialism modern. Hal itu telah membuat bangsa ini menjadi bangsa inferior yang tak mampu tegak diantara bangsa-bangsa lain dalam rangka menegakkan amanat kefitrahannya sebagai sebuah bangsa.
Sadar akan hal tersebut, kami anak-anak bangsa Sasak mengumumkan PIAGAM GUMI SASAK sebagai berikut:
Ø  Pertama : berjuang bersama menggali dan menegakkan jatidiri bangsa Sasak demi kedaulatan dan kehormatan budaya Sasak.
Ø  Kedua : berjuang bersama memelihara, menjaga dan mengembangkan khazanah intelektual bangsa Sasak agar terpelihara kemurnian kebenaran, kepatutan, dan keindahannya sesuai dengan roh budaya Sasak.
Ø  Ketiga : berjuang bersama menegakkan harkat dan martabat bangsa Sasak melalui karya-karya kebudayaan yang membawa bangsa Sasak menjadi bangsa yang maju dengan menjunjung tinggi nilai religiusitas dan tradisionalitas.
Ø  Keempat : berjuang bersama membangun citra sejati bangsa Sasak baru, dengan kejatidirian yang kuat untuk menghadapi tantangan peradaban masa depan.
Ø  Kelima : berjuang bersama dalam satu tatanan masyarakat adat yang egaliter, bersatu, dan berwibawah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan serta memberkahi perjalanan bangsa Sasak menuju kemaslahatan seluruh umat manusia.  


12 komentar: