PANDANGAN MASYARAKAT SASAK TERHADAP TRADISI
NYONGKOLAN
Menurut bapak Yusuf masyarakat
Sasak asli dari Jebak Beleq Dasan Agung, menyatakan bahwa nyongkolan adalah
tradisi adat sasak yang hanya ada di pulau Lombok. Nyongkolan diselenggarakan
oleh mempelai laki-laki, di mana sepasang pengantin diiring beramai-ramai
dengan cara terhormat menuju rumah atau kediaman sang pengantin wanita,
kemudian disambut oleh keluarga pengantin wanita dengan cara terhormat. Diiringi
oleh kecimol untuk memeriahkan acara nyongkolan tersebut. Nyongkolan sangat
berguna bagi masyarakat sasak, karena dapat mempererat tali silaturrahmi antara
sesama dan dapat melestarikan tradisi adat sasak, guna mempertahankan tradisi
nenek moyang. Bapak Amin mengharapkan kedepannya agar tradisi nyongkolan ini
selalu diadakan dengan baik, dan tidak
disalah gunakan oleh remaja sekarang ini.
Menurut ibu Murni selaku masyarakat
sasak, tinggal di Sembalun Tanjung Karang Mataram, menyatakan bahwa Nyongkolan
adalah tradisi sasak. Nyongkolan dilaksanakan dengan cara mengantar pasangan
pengantin didampingi oleh dedare – dedare dan tarune – tarune sasak, juga
ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta
sanak saudara berjalan mengelilingi desa dengan mengenakan pakaian khas adat
suku sasak. Tradisi nyongkolan ini digelar setelah prosesi akad nikah. Untuk
memeriahkan acara nyongkolan, selalu ada tabuhan gendang beleq khas Lombok atau
Kecimol, disertai dengan penari dengan pakaian khas tari Lombok. Ibu Murni
mengharapkan supaya Nyongkolan ini selalu diadakan oleh masyarakat Sasak, agar
tradisi nenek moyang tidak terhapus dan diambil oleh orang lain.
Lain halnya dengan Inak Maryam
selaku warga Labu Api, pernah terjun langsung mengikuti nyongkolan, menjelaskan
bahwa Nyongkolan merupakan tradisi adat Sasak yang ada di plau Lombok, yang
diselenggarakan sebagai puncak dari rangkaian acara pernikahan masyarakat
Lombok. Di mana mempelai
peria beserta keluarga sekaligus masyarakat dari pihak pria mengunjungi
keluarga dari mempelai wanita dengan secara terhormat dan diiringi dengan kesenian berupa musik teradisional Lombok seperti kecimol, gendang beleq, rudat, ciloka, atau
kesenian lainnya yang mendukung prosesi acara agar terkesan meriah sebagai
pengiring dari mempelai pria. Menurut inak Maryam nyongkolan itu bagus, karena itu
merupakan adat sasak lombok, yang membuat orang berpikir negatif itu karena
iring-iringan musik kecimol yang membuat rusuh. Dari segi positif
nyongkolan dapat menyambung
tali silaturrohim, baik antara kedua mempelai maupun masyarakat.
Dari segi negtif membuat
kemacetan
di jalan raya, sering terjadi
perkelahian, dapat menyebabkan para remaja yang ikut mabuk-mabukan, banyak orang yang meninggalkan sholat karena keseringan
masyarakat mengadakan acara Nyongkolan
sebelum sholat asar.
Harapan Inak Maryam agar nyongkolan selalu dijaga dan dilaksanakan dengan cara
baik-baik dan dapat menentukan waktu yang tepat untuk mengadakan Nyongkolan,
supaya masyarakat yang bukan masyarakat sasak memiliki pandangan positif
terhadap nyongkolan dan semua masyarakat sasak tidak gengsi lagi menggunakan
tradisi Nyongkolan pada saat mengadakan acara pernikahan.
Semoga bermanfaat
BalasHapusIs't really interesting👍
BalasHapusIs't really interesting👍
BalasHapus👍👍👍👍
BalasHapusTradisi yang kereen. 😉
BalasHapusLuar biasa
BalasHapusKeren
BalasHapusCntik pengantinnya
BalasHapusBagus sekali artikelx..
BalasHapusBagus sekali artikelx..
BalasHapusKembangkan.
BalasHapusAdanya tradisi sampai sekarang, karna masih dipercaya memiliki nilai yg cukup tinggi hingga harus dilestarikan sampai ke generasi selanjutnya. Terimaksi infonya min
BalasHapus